Senin, 07 Maret 2022

Syair Yasin Empat Satu - Ngah Aroel

 



 

Kite mula kan dengan bismillah

Supaya sekalian tidak lah salah

Untuk membaca ini risalah

Tentang manusia yang disumpah

 

Syair dibuat dihari senja

Tiadalah ragu tiadalah manja

Jika salah tiada sengaja

Syair ditulis tiada bermeja

 

Kisah bermula di ujung kampong

Ramailah orang berbondong-bondong

Memakai baju dan serta sarong

Hendak menengok budak melolong

 

Ibunya bernama si aminah

Terkadang senang terkadang susah

Hanya menjual sayur sececah

Asal mendapat rezki yang sah

 

Ketika pagi ibunya menangis

Sebab semalam hati nya bengis

Puaslah sudah untuk mengais

Rezeki datang tiada yang laris

 

Konon bernama ahmad senjani

Anak putera yang gagah berani

Masih bujang belum berbini

Duduk sehari entah apa yang dinanti

 

Sekejap setan datang menggoda

Pikirkan jahat telah pun ada

Hati meratap didalam dada

Melihat harta di depan mata

 

Khilaf lah sudah tingkah laku

Harta yang ada masuk ke saku

Jika di Tanya tidak kan mengaku

Lidah terbelit mulut terpaku

 

Ibu menangis tiada tara

Harta di peti sudah tiada

Supaya penyamon menjadi jera

Ibu lakukan segala cara

 

Tibalah hari dimalam jum’at

Ramai berdatangan orang jemaat

Membaca yasiin dengan lah hormat

Agar penyamon dapat siasat

 

Ibunya tiadalah mengetahui

Jikalau anak nya yang mencuri

Terselip sangka jiran kanan kiri

Nampak nye banyak orang yang iri

 

Yasin dibaca sebanyak empat puluh

Hingga badan berkeringat peluh

Nantinya hati pencuri semakin luluh

Jika disumpah tiada mengeluh

 

Ibu bermaksud menolak bala

Bagai melepas sengatan kala

Sumpah dibaca di sela sela

Ingin pencuri menjadi gila

 

Ahmad sajuni tiadalah takut

Hanya sahaje sedikit terkejut

Seri di wajah semakin kelut

Jika mengaku tidak lah patut

 

Yasiin dibaca telah pun selesai

Jemaat pulang dengan pun santai

Ahmad saujani ubah perangai

Meloncat loncat seperti tupai

 

Sumpah dibaca menjadi kekal

Saujani mengata hilang lah akal

Tiada badan tiadalah kekal

Kini ibu nya menjadi kesal

 

Ibu termenung seorang diri

Yang disumpah anak sendiri

Dua minggu tak sadarkan diri

Nasi dikunyah tidak memberi

 

Demikian lah syair nya kami

Syair dibuat karang sendiri

Jika disalah jangan dicaci

Kami pun tau akan diri

 

Rindang lah sudah sikayu buluh

Dibuat biduk untuk berkayuh

Hamba menyusun jari sepuluh

Meminta maaf berhati luluh

 

Ngah aroel